SHOLAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID

DALIL SUNNAHNYA TAHIYATUL MASJID


Shalat Tahiyatul Masjid hukumnya sunnah menurut ijmak ulama. Adapun dalilnya adalah sebagai berikut:

- Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih) dari Abu Qotadah Nabi bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
Artinya: Apabila kalian masuk masjid, maka jangan duduk kecuali setelah sholat dua rokaat.
Dalam mengomentari hadis di atas Imam Nawawi dalam Al-Majmuk 3/544 menyatakan:

أجمع العلماء على استحباب تحية المسجد ، ويكره أن يجلس من غير تحية بلا عذر؛ لحديث أبي قتادة المصرح بالنهي

Artinya: Ulama sepakat (ijmak) atas sunnahnya shalat tahiyatul masjid dan makruh(langsung) duduk (di masjid) tanpa shalat tahiyat tanpa ada udzur berdasarkan hadis dari Ibnu Qatadah di atas.
Ibnu Hajar Asqolani dalam Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari hlm. 2/7 menyatakan:

وَاتَّفَقَ أَئِمَّة الْفَتْوَى عَلَى أَنَّ الْأَمْر فِي ذَلِكَ لِلنَّدْبِ, وَنَقَلَ اِبْن بَطَّالٍ عَنْ أَهْل الظَّاهِر الْوُجُوب, وَاَلَّذِي صَرَّحَ بِهِ اِبْن حَزْم عَدَمه

Artinya: Para ulama imam fatwa sepakat bahwa perintah dalam hadis di atas maksudnya adalah sunnah. (Namun) Ibnu Battal mengutip dari ulama Zhahiri berpendapat wajib. Ibnu Hazm menjelaskan tidak wajib. (Lihat juga, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla 1/538).

TATA CARA SHALAT TAHIYATUL MASJID

Tatacara shalat tahiyatul masjid tidak berbeda dengan shalat sunnah yang lain sebagai berikut:

- Terdiri dari dua rokaat dan satu kali salam.

- Rakaat pertama membaca Al-Fatihah (wajib) dan membaca Surah Al-Kafirun (sunnah).

- Rakaat kedua membaca Al-Fatihah (wajib) dan membaca Surah Al-Ikhlas (sunnah).

- Diakhiri dengan tahiyat (tasyahud) dan salam.

NIAT SHALAT TAHIYATUL MASJID

Niat dalam hati hukumnya wajib, sedangkan niat dengan lisan hukumnya sunnah. Adapun teks niat sebagai berikut:
Teks Arab:

أصلي تحية المسجد ركعتين سنة لله تعالي

Teks latin:
Usholli tahiyyatal masjid rok'ataini sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: Niat shalat tahiyat masjid dua rokaat sunnah karena Allah.

WAKTU PELAKSANAAN SHALAT TAHIYAT MASJID

Sholat tahiyatul masjid dilaksanakan setiap seseorang memasuki masjid dan sebelum duduk dan sunnah dilakukan di semua waktu termasuk waktu yang dimakruhkan untuk sholat sunnah. Imam Nawawi berkata dalam Minhaj Al-Tolibin, hlm. 1/22 sbb:
وتكره الصلاة عند الاستواء إلا يوم الجمعة، وبعد الصبح حتى ترتفع الشمس كرمح، والعصر حتى تغرب إلا لسبب، كفائتة، وكسوف، وتحية، وسجدة شكر وإلا في حرم مكة على الصحيح

Artinya: Makruh hukumnya shalat (sunnah) ketika istiwa' (matahari tepat di atas kepala) kecuali hari Jumat, setelah subuh sampai matahari naik sekitar satu tombah, setelah Ashar sampai terbenam matahari kecuali karena sebab seperti ketinggalan shalat, shalat kusuf (gerhana matahari), tahiyatul masjid, sujud syukur dan juga kecuali shalat di masjidil haram Makkah menurut pendapat yang sahih.

MASUK MASJID SAAT ADZAN BERKUMANDANG

Apabila saat memasuki masjid adzan sedang berkumandang, maka sebaiknya berdiri dulu menunggu selesainya adzan. Setelah adzan selesai dan selesai doa adzan, maka baru dilakukan shalat tahiyatul masjid. Hal ini berdasarkan hadis sahih riwayat Bukhari dari Abdullah bin Amr bin Ash Nabi bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Artinya: Apabila kalian mendengar (suara adzan dari) muadzin, maka ucapkan seperti apa yang dikatakan muadzin lalu bacalah shalawat untukku barangsiapa membaca sholawat padaku satu kali maka Allah akan
Apabila kalian mendengar muadzin mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya kemudian bacalah shalawat untukku, karena sesungguhnya orang yang membaca shalawat sekali untukku, maka Allah akan menganugerahkan sepuluh shalawat (rahmat) kepadanya, lalu mohonlah kepada Allah Washilah (kedudukan yg tinggi) untukku. Karena washilah itu suatu kedudukan yang tinggi dalam surga, yang tak pantas kecuali bagi seseorang di antara hamba hamba Allah Ta'ala, dan aku berharap semoga akulah yg akan menempatinya. Barangsiapa yg memohonkan wasilah kepada Allah untukku, niscaya dia akan mendapat syafaat.

Komentar